PERCOBAAN 6
ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
Hari, tanggal praktikum : Senin, 06
November 2012
I. TUJUAN
1.1 Mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester
1.2 Mempelajari sifat fisik dan kelarutan asam karboksilat dan ester
1.3 Mempelajari cara pembuatan ester (esterifikasi)
1.4 Mengetahui reaksi-reaksi gugus karboksilat dalam suatu senyawa
1.5 Mengetahui variable-variabel yang mempengaruhi proses esterifikasi
II.
DASAR TEORI
Suatu asam
karboksilat adalah suatu senyawa organic yang mengandung gugus karboksil, -COOH. Gugus karboksil mengandung gugus
karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat
(Fessenden, 1997)
Asam asetat
(CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling penting
diperdagangkan, industry dan labolatorium. Bentuk murninya disebut asam asetat
glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam
asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar ( titik leleh 7oC, titik
didih 80oC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak
pelarut organic (Fessenden, 1997).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
asam karboksilat adalah:
1.
Reaksi Pembentukkan Garam
Garam organic yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam
anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organic yang meleleh pada
temperature tinggi, larut dalam air dan tidak berbau Reaksi yang terjadi
adalah:
HCOOH + Na+ à HCOONa + H2O
2.
Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah snyawa yang mengandung gugus –COOR
dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung
antara asam karboksilat dengan alcohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH à RCOOR + H2O
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan
alcohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam minyak dan lemak, sehingga
sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya anatara lain melalui oksidasi
alcohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna
hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester
ddengan asam, hidrolisa asil halide, dan reagen organolitium (Wilbraham, 1992).
Ester merupakan senyawa turunan asam alkanoat, dengan mengganti
gugus hidroksil (-OH) dengan gugus –OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat
mempunyai rumus umum: R-COOR1. R dan R1 merupakan gugus alkil, bias sama atau
tidak. Contoh:
1.
CH3-COO-CH3 R = R1 yaitu CH3
2.
CH3-CH2-COO-CH3 R =
CH3-CH2(C2H5) dan R1 = CH3
Ester banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1.
Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk dammar dan lak.
2.
Esterifikasi etilen glikol
dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan polyester yang digunakan
sebagai bahan pembuat kain.
3.
Karena baunya yang sedap maka
ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3 3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1.
Tabung reaksi
2.
Penanggas air
3.
Beaker glass
4.
Batang pengaduk
3.1.2 Bahan :
1.
Asam salisilat
2.
Aquades
3.
NaOH 3M
4.
HCl 3M
5.
Etanol
6.
Asam asetat
7.
Asam sulfat
8.
Butanol
3 3.2 Cara Kerja:
3.2.1 Asam Karboksilat
3.2.1 Asam Karboksilat
1.
Dimasukkan 0,5 g asam salisilat
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 mL air, dikocok secara perlahan.
2.
Secara hati – hati, dipanaskan
campuran di atas hingga mulai mendidih.
3.
Didinginkan larutan tersebut di
atas pada temperature ruang, dengan menempatkannya pada beaker yang berisi air
dingin.
4.
Selanjutnya ditambahkan 3M NaOH
ke dalam campuran diatas, tetes demi tetes (dicatat berapa tetes) sambil
digoyangkan hingga Kristal yang terbentuk larut. Ditulis persamaan reaksi
(termasuk reaksi ionnya) yang menunjukkan struktur zat organic larutan
tersebut. Ditulis di bawah setiap rumus pada persamaan reaksi, nama dari zatnya
dan apakah zat tersebut larut atau tidak larut dalam air.
Mengapa ion salisilat lebih mudah
larut dalam air dibandingkan asam salisilat?
5.
Ditambahkan 3M HCl sebanyak
yang digunakan pada penambahan 3M NaOH, kemudian ditambahkan lagi beberapa
tetes HCl. Apa yang terjadi?(apa yang
dilakukan HCl terhadap ion salisilat)
3.2.2 Esterifikasi
1.
Dalam tabung reaksi yang
kering, dimasukkan 3 mL etanol kemudian dilarutkan kedalam larutan tersebut 1
mL asam asetat.
2.
Ditambahkan 15 tetes H2SO4
(tetes demi tetes), kemudian diaduk.
3.
Dipanaskan tabung ke dalam
beaker glass yang berisi air panas (60-70oC) selama 10 menit
4.
Kemudian, dituangkan larutan
tersebut ke dalam 20 mL air panas di dalam beaker kecil.
5.
Diamati dan dicatat bau yang terjadi
6.
Diulangi percobaan tersebut
untuk 3 mL butanol dan 1 mL asam asetat
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
4.1.1 Asam Karboksilat
No.
|
Perlakuan
|
Keterangan
|
1.
|
C7H6O3 0,5 gram
+ H2O
|
Terbentuk endapan putih yang tidak larut dengan
H2O
|
2.
|
(1.) + Pemanasan
|
Tidak larut
|
3.
|
(2.) + Pendingina (suhu ruangan)
|
Terbentuk kristal es yang sedikit membeku
|
4.
|
(3.) + 20 tetes NaOH 3M
|
Larut, dan suhu larutan meningkat
|
5.
|
(4.) + 20 tetes HCl 3M
|
Terbentuk endapan semula yang seperti pada
perlakuan no 1
|
6.
|
(5.) + 5 tetes HCl 3M
|
Tidak terjadi perubahan
|
4.1.2 Esterifikasi
Perlakuan
|
Keterangan
|
|
Etanol
|
Butanol
|
|
Larutan sampel + 1 mL CH3COOH + 15 tetes H2SO4,
Dipanaskan pada suhu 60-70oC selama 10 menit dan dituangkan ke dalam beaker
glass 20 mL
|
Larutan homogen (bersatu), terjadi kenaikan
suhu ketika ditambahkan asam asetat dan tidak tercium bau ester.
|
Larutan heterogen serta timbul bau ester dan terdapat dua fasa: fasa atas minyak dan
fasa bawah air
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ke-enam ini mengenai Asam Karboksilat dan Esterifikasi. Dimana
asam karboksilat adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus
karboksil. Semua asam karboksilat ialah asam lemah, dimana didalam pelarut air,
sebagian molekulnynya terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+. Asam
karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksilat
yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat) dan
jika memiliki tiga gugus karboksil disebut dengan trikarboksilat (alkantrioat).
Sedangkan esterifikasi adalah reaksi pembentukkan ester. Dimana, sebuah asam karboksilat bersama alkohol
dengan katalis asam membentuk ester.
Pada proses percobaan asam karboksilat Langkah pertama yang dilakukan
adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 gram asam salisilat, kemudian
ditambahkan 5 mL aquades. Sehingga menghasilkan endapan putih yang tidak larut
dengan aquades, ini disebabkan karena asam salisilat merupakan asam karboksilat
yang memiliki suku tinggi (c>5) yang tidak dapat larut dalam air dingin dan
air panas.
C6H7O3 + H2O (air biasa)
-------- > tidak larut
C6H7O3 + H2O (air panas)
---------- > tidal larut
Kemudian larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan pada suhu ruang. Sehingga
endapan putih tersebut menjadi kristal es yang sedikit membeku proses ini biasa
disebut dengan pengkristalan. Setelah itu, larutan tersebut ditambahkan 20
tetes NaOH 3M, sehingga endapan larutan tersebut melarut. Pada proses ini
disebut dengan reaksi saponifikasi. Setelah larutan melarut, kemudian ditambahkan
lagi 20 tetes HCl 3M (yang disesuaikan dengan banyaknya basa yang digunakan)
serta berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses
saponifikasi. Selain itu, penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam,
karena hasil awal dai reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat. Dengan adanya
penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat.
C6H7O3 + NaOH à C7H5NaO3 + H2O
NaOH (sisa) + HCl à NaCL + H2O + HCl (sisa)
Sehingga terbentuk lagi endapan putih seperti semula. Kemudian ditambahkan
lagi 5 tetes HCL 3m dan tidak terjadi reaksi apapun.
Percobaan yang selanjutnya mengenai esterifikasi, dimana langkah yang
pertama adalah dimasukkan 3 ml etanol 70% lalu ditambahkan 1 ml asam asetat dan
15 tetes H2SO4 pekat Kemudian dikocok agar larutan
homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit, pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada
sampel asam format adalah larutan menyatu (homogen), warna larutan bening, suhu
meningkat ketika ditambahkan asam sulfat dan setelah dipanaskan tidak berbau
menyengat.
C2H5OH + CH3COOH ---------- > etil
etanoat + H2O
Langkah kedua yang dilakukan adalah dimasukkan ke
dalam tabung reaksi 3 ml butanol lalu ditambahkan 1 ml asam asetat dan 15 tetes
H2SO4 pekat
Kemudian dikocok agar larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama
10 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka
didapatkan hasilnya sebagai berikut pada sampel asam format larutan tidak
menyatu ( heterogen) warna larutan keruh dan, setelah dipanaskan menghasilkan bau menyengat.
V. KESIMPULAN
·
Asam salisilat
merupakan asam karboksilat yang tidak dapat larut dengan air, akan tetapi dapat
larut dengan NaOH
·
Pada
esterifikasi dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan
bantuan katalis.dan ester memiliki aroma yang khas
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Nurbayti, Siti.
M.Si. 2012. Penuntun Praktikum Kimia
Organik I. Jakarta: PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Jakarta: Binarupa
Aksara
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/asam-karboksilat/
(5
Desember 2012, pukul 20:43 WIB)
http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/sifat-senyawa-organik/alkohol1/reaksi-pengesteran-esterifikasi/
(5 Desember 2012, pukul 23:00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam-alkanoat (7 Desember 2012, pukul 17:54 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Esterifikasi-Fischer (7 Desember 2012, pukul 17:54 WIB)
Lampiran
Pertanyaan:
1.
Tuliskan persamaan reaksi dari
percobaan di atas!
Asam Karboksilat :
C6H7O3 + NaOH à C7H5NaO3 + H2O
NaOH (sisa) + HCl à NaCL + H2O + HCl (sisa)
Esterifikasi:
(CH3CO)2O + CH3CHOH
------------ > CH3COOCH2CH3 + CH3COOH
2.
Mengapa HCl pekat atau NaOH
tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi?
Jawab: Karena HCl dan NaOH tidak dapat mendonorkan
2 proton pada saat mekanisme esterifikasi yaitu proses protonasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar