Senin, 12 November 2012
I. I. Tujuan
a. Menyelidiki sifat-sifat fisik,
kelarutan dan massa jenis senyawa hidrokarbon.
b. Membandingkan kereaktivan antara alkana, alkena dan senyawa
aromatic.
c. Menggunakan sifat fisika dan sifat
kimia untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui (unknow).
II. Dasar Teori
2.
Senyawa
organik hanya mengandung atom hydrogen dan karbon yang disebut hidrokarbon.
Hidrokarbon dapat dikelompokan sebagai berikut :
Sifat
fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari semnyawa
tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar
seperti air dan etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut
yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak
resktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan
alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap
tiganya. Senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
Reaksi
yang terjadi pada hidrokarbon :
a. Pembakaran
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah
CO2 dan H2O
CH4 +
2 O2 → CO2 + 2 H2O
b. Reaksi Bromin
Hidrokarbon tek jenuh bereaksi cepat
dengan bromine dalam larutan CCl4. Reaksi yang terjadi adalah adisi
bromin pada karbon ikatan rangkap.
Br Br
│ │
CH3-CH=CH-CH3 +
Br2 ® CH3-CH-CH-CH3
Merah
tidak berwarna
Br Br
│ │
CH3-C º C-CH3 +
2 Br2 ® CH3-C ¾ C-CH3
merah │ │
Br Br
Tidak berwarna
Larutan
bromin berwarna merah kecoklatan, sedangkan hasil reaksinya tidak berwarna.
Sehingga terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnnya larutan bromin.
Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak bereaksi denga bromin (warna
merah kecoklatan bromin tetap ada), sedangkan senyawa aromatik dapat mengalami
reaksi substitusi dengam bromin dengan adanya katalis Fe atau AlCl3.
Reaksi substitusi tersebut juga menghasilkan gas HBr.
c. Reaksi dengan H2SO4 pekat
Hidrokarbon
tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4pekat
dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.
H OSO2OH
│ │
CH3-CH-CH-CH3 +
HOSO2OH ® CH3-CH-CH-CH3
(H2SO4)
Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4 pekat
tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatic bereaksi lambat.
d. Reaksi dengan KMnO4 (uji Baeyer)
Larutan
KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa
aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini
ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan
terbentuknya endapan coklat MnO4. Produk yang dihasilkan suatu
glikol atau 1,2-diol.
OH
OH
│
│
3 CH3-CH-CH-CH3 +
2 KMnO4 + 4 H2O ® 3 CH3-CH-CH-CH3 +
2 MnO4 + 2 KOH
Ungu
coklat
III. III. Alat dan Bahan.
Alat :
- Tabung reaksi.
- Pipet tetes.
- Batang penggaduk.
- Kaca arloji.
- Gelas piala.
- Gelas ukur.
Bahan :
- Sikloheksana.
- Toluen.
- Senyawa unknow.
- H2SO4 pekat.
- Br2 1% dalam heksana.
- Minyak tanah.
- KmnO4 1%.
IV. Cara Kerja.
A. Sifat fisik hidrokarbon.
1 1. Kelarutan hidrokarbon dalam air.
2. Kelarutan hidrokarbon dalam minyak tanah
B. Sifat Kimia Hidrokarbon.
1. Reaksi
dengan bromin.
2. Reaksi dengan KmnO4.
3. Reaksi dengan H2SO4 pekat.
4. Senyawa unknow.
V. Hasil Pengamatan.
A. Sifat fisik hidrokarbon.
Larutan
|
Perlakuan
|
Hasil
|
10 tetes toluen
|
Ditambahkan
10 tetes aquadest
Ditambahkan
10 tetes minyak tanah
|
kedua
larutan terpisah. Atas: Toluen. Bawah : air.
Bercampur.
|
10 tetes sikloheksana
|
Ditambahkan 10 tetes aquadest
Ditambahkan 10 tetes minyak
tanah
|
kedua larutan terpisah. Atas : sikloheksana. Bawah : air.
Bercampur.
|
10 tetes sample
unknown
|
Ditambahkan
10 tetes aquadest
Ditambahkan
10 tetes minyak tanah
|
kedua larutan terpisah. Atas : sample unknown. Bawah :
air.
Bercampur.
|
B. Sifat kimia hidrokarbon.
Larutan
|
Reaksi
dengan bromin
|
Reaksi
dengan KmnO4
|
Reakdi
dengan H2SO4 pekat
|
Sikloheksana
|
Larutan kuning muda. Sedikit
bercampur.
|
Larutan bercampur.
|
Larutan panas.
|
Toluena
|
Larutan kuning muda. Sedikit
bercampur.
|
Larutan sedikit bercampur.
|
Larutan tidak bercampur
|
Unknown
|
Larutan memisah berwarna kuning.
|
Endapan coklat.
|
Larutan bercampur
|
VI. Pembahasan.
Pada
percobaan ini, bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa hidrokarbon berdasarkan
pada sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh beberapa senyawa.
Pada
percobaan yang pertama adalah sifat fisik senyawa hidrokarbon, yakni dalam
percobaan ini yang akan diuji adalah kelarutan suatu senyawa dalam pelarut
polar maupun pelarut nonpolar. Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan, diketahui bahwa senyawa hidrokarbon tidak larut dalam air(pelarut
polar) seperti toluen, sikloheksana, sample unknown. Sebab, senyawa-senyawa
hidrokarbon memiliki sifat non polar jadi larutannya ketika dicampurkan
terdapat 2 fase dimana senyawa hidrokarbon di atas dan air dibawah karena massa
jenis hidrokarbon lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan, ketika
senyawa-senyawa hidrokarbon dicampurkan dengan minyak akan larut(1 fase) karena
minyak memiliki sifat non polar sehingga senyawa hidrokarbon dapat larut.
Pada percobaan yang
kedua adalah sifat kimia senyawa hidrokarbon. Pertama adalah reaksi dengan
bromine. Uji
bromine bertujuan selain untuk mengamati reaksi halogenasi hidrokarbon, juga
untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa
hidrokarbon. Reaksi pada uji bromine, terjadi ketika 1 ml cairan bromine yang
pekat ditambahkan ke dalam 10 tetea sampel. Kemudian ditaruh ditempat yang
terkena cahaya. Dari situ dapat dilihat bahwa reaksi terjadi sangat cepat
dengan menghasilkan gas HBr berwarna coklat sampai kuning yang bersofat asam
dan beracun. Reaksi ini mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai
hasil terpisahnya partikel-partikel yang bertumbukkan. Reaksi halogenasi kali
ini, bias juga disebut sebagai reaksi brominisasi, karena halogen yang
digunakan adalah bromine. Reaksi halogenasi yang terjadi, berupa reaksi
substitusi, dengan mengganti 1 atom Br dari Br2 (bromine)
dengan 1 atom H dari sampel senyawa hidrokarbon, sehingga dihasilkan gas HBr.
Dalam
percobaan ini yakni semua senyawa tersebut menunjukan hasil yang negative
terhadap uji bromine karena tidak terjadi perubahan warna hanya berubah warna
larutan menjadi kuning. Ini mungkin disebabkan karena kurang telitinya
praktikan dan kontaminasi yang terjadi karena larutan Bromin yang digunakan
sudah dibuat agak lama. Kemudian yang selanjutnya adalah uji dengan KMnO4.
larutan KmnO4 dicampurkan dengan toluen terjadi perubahan warna larutan dari
ungu menjadi bening tetapi masih ada endapan berwarna ungu. hal ini menunjukkan
terjadinya reaksi oksidasi dimana ikatan rangkap diubah menjadi ikatan tunggal
dalam hal ini ikatan pada ikatan rangkap dua terputus karena sifatnya
yang lebih lemah. Sedangkan larutan KmnO4 dicampurkan dengan sikloheksana
terdapat cincin ungu berarti tidak terjadi reaksi, hal ini karena sikloheksana
sifatnya jenuh sehingga tidak dapat bereaksi. Lalu larutan KmnO4 dicampurkan
dengan sample unknown terdapat endapan coklat, Hal ini terjadi karena Mn
merupakan unsur transisi, dimana unsur transisi memiliki beberapa bilangan
oksidasi yang ditandai dengan perbedaan warna pada setiap bilangan oksidasi.
Terjadinya reaksi redoks, dimana senyawa hidrokarbon mengalami oksidasi dan
KMnO4 mengalami reduksi, merubah bilangan oksidasi Mn dalam KMnO4 yaitu +7 yang
memberi warna ungu menjadi senyawa MnO4 dengan biloks Mn +4 yang memberikan
warna coklat. Selain itu, reaksi oksidasi yang terjadi mengakibatkan ikatan
rangkap dua terputus dan diubah menjadi ikatan tunggal. Dari percobaan tersebut
diketahui bahwa sample unknown tersebut adalah hidrokarbon tak jenuh.
Selanjutnya,
larutan H2SO4 pekat dicampurkan dengan toluen terdapat 2 fase, karena toluen
merupakan senyawa aromatik yang bereaksi lambat dengan H2SO4 pekat. kemudian
larutan H2SO4 pekat dicampurkan dengan sikloheksana terdapat 1 fase(larut).lalu
dicampurkan dengan sample unknown terdapat 1 fase(larut) juga, tetapi suhu pada
larutan menunjukkan eksoterm, hal ini terjadi sampel mengalami reaksi adisi
dengan H2SO4 pekat jadi produk yang dihasilkan itu larut. Dari percobaan
tersebut diketahui bahwa sikooheksana merupakan hidrokarbon jenuh dan sample
unknown tersebut adalah hidrokarbon tak jenuh.
VII. Kesimpulan
- Sample
unknown merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh.
- Sikloheksana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh.
- Toluena
merupakan senyawa aromatic.
VIII. Daftar Pustaka
Chang,
Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Fessenden,
Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Hart,
Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam.
Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,
Ralp H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan modern Edisi Keempat
Jilid 3. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/hidrokarbon/ diakses pada: Sabtu, 17 November 2012. Pukul 16.00
WIB.
Terimakasih.. sangat bermanfaat..
BalasHapusvisit to my blog : nuroida.blogspot.com
mohon di koreksi lagi pada pembahasan, pada uji dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklat MnO2 bukan MnO4
BalasHapus