IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON
Selasa, 27 November 2012
I. Tujuan
1. Mengetahui teknik identifikasi senyawa aldehid dan
keton
2. Mempelajari sifat-sifat kimia aldehida dan keton
II. Dasar Teori
Aldehid
dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C
= O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan
R adalah alkyl atau aril
O
O
║
║
R-C-H
R-C-R
suatu aldehid
suatu
keton
(Fessenden dan
Fessenden, 1990).
Banyak
aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, transinamaldehida adalah komponen
utama minyak kayu manis dan enantiomer–enantiomer karbon yang menimbulkan bau
jintan dan tumbuhan permen (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Sifat
fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon Sp2 yang
dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan
pi. Ikatan–ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut
ikatan kira-kira 120oC di sekitar karbon Sp2. Ikatan pi
yang menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan
sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam
ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke
oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang
elektron menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi,
polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan
gugus karbonil (Fessenden dan Fessenden, 1990).
Aldehid
dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, karena tidak ada gugus
hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi lebih rendah dari alkohol
padanannya. Tetapi aldehid dan keton tarik menarik melalui interaksi antara
polar-polar, sehingga titik didihnya menjadi lebih tinggi dibanding alkana
padanannya (Wilbraham, 1992).
Ciri
polar gugus karbonil memberikan petunjuk untuk mengerti sifat kimia senyawa
karbonil. Atom karbon gugus karbonil adalah ujung positif dipol dan atom
oksigen adalah ujung negatif. Nukleofil mengadisi pada atom karbon karbonil,
dan elektrofil mengadisi pada atom oksigen karbonil (Pine, 1988).
Formaldehida,
suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40 % dalam air dinamakan
formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Formaldehida
juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang
disebut para formaldehida, juga digunakan sebagai antiseptic dan insektisida
(Petrucci, 1999).
Aldehid
dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar.
Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida dan aseton yang
bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Aldehida bersifat netral,
suku-suku dengan 4 karbon tak larut dalam HO berbau tajam dan enak, tetapi yang
mengandung 8-12 karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam
industri wangi-wangian (Riawan, 1989).
Aldehid
dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah larut dalam air dan pelarut
organik. Siku yang lebih dari 4c akan tidak larut dalam air. Aldehid-aldehid
yang rendah seperti formaldehida dan asetaldehida berbau tidak sedap dan
menyengat. Sedangkan aldehid yang berantai panjang dalam larutan encer baunya
seperti bunga (Riawan, 1989).
III. Metodelogi Percobaan
III. Metodelogi Percobaan
1.
Alat
a. Iodoform
·
Gelas Beaker
·
Kertas saring
·
Corong
·
Timbangan analitik
b. Tes Benedict
·
Pipet
·
Tabung Reaksi
·
Penanggas Air
·
Gelas Ukur
2.
Bahan
a. Iodoform
·
KI
·
NaOCl 5%
·
Aseton
·
Alkohol
b. Tes Benedict
·
Formaldehid
·
Benzaldehid
·
Benedict
3.
Prosedur Kerja
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
a. Tes Iodoform
1.
Massa kertas saring : 1.920 mg
2. Massa kertas saring + kristal : 1945
mg3. Massa kristal yang dihasilkan : 25 mg
b. Tes Benedict
Pembahasan
Pada percobaan ini mengenai
identifikasi aldehida dan keton. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
sifat-sifat kimia aldehida dan keton, serta mempelajari tes
untuk membedakan aldehida dan keton. Untuk membedakannya, dilakukan uji
iodoform dan uji benedict.
Untuk percobaan yang pertama
dilakukan uji iodoform dengan menggunakan aseton dan sampel Kalium Iodida (KI). Pada aseton menghasilkan hasil yang negatif,
karena aseton bukan termasuk kedalam senyawa aldehid, tetapi merupakan
senyawa
keton.
Persamaan Reaksi pada Uji Iodoform:
CH3COCH3 + 3 NaOCl
+ 3 KI CH3COOK + CHI3 + 2 KOH
+ 3 NaCl
Uji
selanjutnya adalah tes benedict. Pada uji ini akan memberikan hasil positif apabila pada larutan terbentuk endapan berwarna merah bata. Di dalam uji benedict ini, sampel
yang digunakan adalah formaldehida, aseton, dan benzaldehida. Pada saat penambahan Formaldehida
+ benedict + pemanasan: larutan berwarna biru (tidak mengalami perubahan), untuk Benzaldehida
+
benedict + pemanasan:
larutan berwarna biru dan terbentuk 2 fase (berwarna biru (benedict) dan tidak
berwarna (benzaldehid) dan untuk Aseton
+
benedict + pemanasan:
larutan berwarna
biru (tidak mengalami perubahan)
Pada
formaldehid hasilnya
negatif,
tidak terbentuk endapan Cu2O warna
merah bata. Pada benzaldehida dan aseton tidak terbentuk endapan Cu2O,
hasilnya
negatif. Seharusnya
formaldehida hasilnya positif, terbentuk endapan merah bata. Namun dikarenakan suatu faktor yang tidak diketahui,
sehingga tidak terbentuk endapan merah bata.
Reaksi
Aldehid dengan Benedict
adalah:
V. Kesimpulan
- Untuk identifikasi senyawa aldehid dan keton dapat dilakukan dengan tes iodoform dan test benedict.
- Tes iodoform spesifik untuk menguji keton.
- Tes benedict tidak positif untuk senyawa aromatik.
Daftar Pustaka
Hart,
Harold, dkk. 2003.
Kimia
Organik.
Jakarta :
Erlangga